Jumat, 27 Februari 2015

Pengertian Laboratorium Microteaching

Pengertian Microteaching Menurut Jensen (dalam Yatiman ,1999), pengajaran Micro sebagai suatu sistem yang memungkinkan seorang calon guru mengembangkan ketrampilannya dalam menerapkan teknik mengajar tertentu. Kata micro berasal dari kenyataan bahwa ada pembatasan/pengurangan terhadap kompleksitas pembelajaran klas yang normal. Waktu pembelajaran, jumlah siswa, ruang lingkup materi pelajaran , komponen ketrampilan mengajar dikurangi. Pengajaran micro menitikberatkan pada pelatihan untuk pencapaian tugas-tugas tertentu. Tugas itu dapat berupa latihan ketrampilan mengajar tertentu (ketrampilan bertanya, ketrampilan memberi penguatan, ketrampilan bervariasi, ketrampilan menjelaskan, ketrampilan membuka dan menutup pelajaran, ketrampilan membimbing diskusi kelompok kecil, ketrampilan mengelola kelas dan sebagainya). Microteaching bercirikan : a. Jumlah siswa sebagai subjek belajar sedikit, yaitu antara 10-20 orang. Jumlah siswa yang sedikit tidak akan membuat model guru menjadi gugup (serba salah, sulit bicara, lupa, menunjukkan gerakan yang lucu, ekspresi wajah kurang meyakinkan, dan sebagainya), sebagaimana jika jumlah siswanya banyak. b. Waktu mengajar terbatas, 10-15 menit. c. Bahan yang diajarkan terbatas. Bahan yang sedikit agar lebih mudah untuk dikuasai dan diingat. d. Ketrampilan mengajar yang dikembangkan pun terbatas. Teknik pelaksanaan pengajaran micro dilakukan dengan mengisolasikan komponen proses belajar-mengajar, sehingga calon guru itu menguasai setiap komponen satu persatu dalam suatu situasi yang disederhanakan. Unsur micro merupakan ciri utamanya dan berusaha untuk menyederhanakan secara sistematis keseluruhan proses mengajar yang ada. Usaha implikasi ini didasari oleh asumsi bahwa : “sebelum kita dapat mengerti, dapat belajar dan dapat melaksanakan kegiatan mengajar yang kompleks, kita harus menguasai dulu komponen-komponen dari keseluruhan kegiatan yang ada.